loading...
Sama dengan tunjangan pada umumnya. Utang perjuangan ialah kewajiban yang harus segera dilunasi. Sekilas nampak sederhana. Hanya sekedar pinjaman. Namun ternyata banyak dijumpai yang salah mengartikan. Dikiranya tiruana tunjangan sama saja. Padahal jenis tunjangan banyak macamnya.Diartikel ini akan dibahas: utang perjuangan secara mendalam. Juga ciri ciri yang membedakan dengan utang yang lain. Juga kaitannya dengan wesel. Dan tentu saja: perlakukan akuntansi dan juga contohnya.
Pengertian Hutang Usaha
Yang paling penting yang terakhir itu: bekerjasama dengan acara perjuangan pokok perusahaan. Sesuai dengan namanya"pinjaman usaha" atau disebut juga dengan tunjangan dagang. Jika ada tunjangan selain itu: dipastikan namanya bukan utang perjuangan lagi. Tapi jenis utang yang lain.
Misalnya:
- Perusahaan dagang: pembelian barang jadi secara kredit
- Perusahaan manufaktur: pembelian materi baku dan materi penolong secara kredit
- Perusahaan jasa: pembelian materi baku operasional jasa.
misal lagi: perusahaan kontraktor bangunan. Yang termasuk tunjangan dagang bagi kontraktor ialah pembelian kredit ini: pasir, kerikil bata, besi, genteng, cat tembok, kayu/papan, semen dan juga materi bangunan lainnya.
Jika kontraktor itu membeli dump truck secara kredit untuk operasional angkutan? Tidak! itu bukan utang usaha. Tapi utang jangka panjang.
Bagi kontraktor: pembelian dump truck itu ialah investasi. Diakui sebagai aktiva tetap. Nominalnya material. Dan yang penting ini: jangka waktu pembayarannya lama. Lebih dari satu tahun buku.
Idealnya, jatuh tempo utang perjuangan itu singkat. Tidak lebih dari satu tahun. Dan yang lebih penting lagi: dump truck tersebut tidak untuk dijual kembali. Namun untuk digunakan sendiri.
Tetapi, misalnya, yang membeli dump truck secara kredit tadi itu ialah perusahaan dealer mobil. Yang tujuannya ialah untuk dijual lagi. Yang akan dijadikan persediaan barang dagang oleh mereka. Maka itu lain soal, pembelian kredit itu ialah utang usaha. Bagi mereka.
Ciri Ciri Utang Usaha
Agar anda bisa membedakan mana utang perjuangan dan mana yang bukan. Ada beberapa ciri dari utang usaha. Yang membedakan dengan utang jenis lainnya. Saya menemukannya 4 ciri. Seperti ini:
Hutang perjuangan memang tidak pakai surat perjanjian tertulis. Cukup mengandalkan: rasa saling percaya. Antara penjual dan pembelinya. Biasanya, orang akan dipercaya jikalau sudah kenal. Maksudnya, sudah menjadi langganan tetap.
Bukti utang piutang perjuangan spesialuntuk mengandalkan faktur penjualan saja. Sekali lagi: tidak pakai surat tertulis.
Bagaimana jikalau ada surat tertulis?
Pertanyaan ini penting. Jika ternyata terdapat pernyataan tertulis. Maka tidak disebut dan tidak dicatat sebagai utang usaha. Tetapi menjadi: tunjangan wesel. Atau wesel bayar.
Walaupun wesel bayar dan utang perjuangan ialah sama sama utang lancar. Tetapi keduanya tidak sama. Pencatatan dan perlakuannya tidak sama. Karena sifatnya tidak sama.
Mungkin, inilah alasan mengapa surat perjanjian utang piutang resmi tidak dibutuhkan. Pembelian kredit spesialuntuk bermodalkan faktur/nota penjualan saja sudah dirasa cukup.
melaluiataubersamaini transaksi yang berulang ulang. Kedua belah pihak akan sering ketemu. Akan sering kontak. Lalu kenal lebih dekat. Satu sama lain. Juga sama sama tahu kemampuan masing masing. Kalau sudah begitu: kesannya saling percaya.
misalnya? Banyak. Hampir ditemukan disetiap usaha. Dibanyak tempat.
Misalnya, perusahaan mebel sofa. Yang salah satu materi bakunya ialah kain. Perusahaan mebel ini, umumnya, sudah punya pemasok kain sendiri. Bisa satu pemasok. Atau bisa lebih. Dan sudah langganan.
Setiap ada kebutuhan kain. perusahaan akan menghubungi pemasok langganannya doloe. Jika tidak ada, akan menghubungi pemasok langganan yang lain. Jika masih belum ada. Baru memesan kain ditempat lain. Yang bukan langganannya.
Jika memesan kain dipemasok langganan? Boleh kredit?
"Oh iya gapapa, bulan depan dibayar ya, ibarat biasanya". Mungkin begitu kata pemasoknya. Kemungkinan boleh, alasannya ialah sudah sering beli disana. Dan alasannya ialah tahu kemampuan bayarnya.
Jika memesan kain ditempat lain yang bukan langganan? Boleh kredit?
Tentu anda sudah tahu jawabanannya. Orang masih tidak kenal. Baru pertama beli. Atau jarang beli. Penjual juga tidak tahu kemampuan bayar pelanggan barunya itu. Kemungkinannya: Harus beli tunai. Tidak boleh pinjaman.
Kalaupun boleh pinjaman: harus pakai surat perjanjian resmi. Kalau sudah begitu: bukan utang perjuangan lagi. Tapi utang wesel.
Bagaimana jikalau tidak singkat? Bukan tunjangan lancar lagi namanya. Bukan tunjangan perjuangan lagi namanya. Kelasnya sudah lain. Sudah masuk golongan tunjangan tidak lancar. Atau tunjangan jangka panjang.
Biasanya. Lama "singkat"nya itu dalam rentang waktu 10 hari. Atau 15 hari. Atau 1 Bulan. Atau 3 bulan.
Kenapa harus singkat? tentu saja alasannya ialah kebijakan si pemdiberi kredit. Pembeli: sukur sukur didiberi pinjamanan.
Tapi juga alasannya ialah ini: barangnya akan segera digunakan lagi. Atau diproses lagi. Atau segera dijual lagi. Yang kesannya mendapatkan uang lagi.
Artinya: uangnya muter lagi dalam waktu yang singkat.
Maka dari itu: pemasok juga mempersembahkan tempo yang singkat juga. Selain juga: alasan kepentingan arus kas pemasok itu sendiri.
Sebenarnya ini bukan ciri ciri pasti. Karena tanpa ada pecahan harga sekalipun, sudah bisa disebut dengan utang lancar. Saya cantumkan spesialuntuk untuk pelengkap saja. Bahwa seringkali: pemasok mempersembahkan pecahan harga kepada pembeli. Walaupun membelinya pakai pinjaman.
Dan tidak jarang: diskonnya tunai. Langsung dipotong harganya.
Tapi lebihh banyak lagi pecahan yang bersyarat. Ada dan ketentuan berlakunya. Terutama masa kadaluarsa diskonnya.
Diskon utang perjuangan ini ternyata ada umurnya. Misalnya dalam faktur pembelian ada goresan pena ini: 2/10, n/30.
Artinya: jatuh tempo pembayaran pembelian kredit tersebut selama 30 hari (n/30). Dan penjual mempersembahkan diskon sebesar 2 persen dari harga jual. Tapi diskon itu didiberikan apabila pembeli membayar dalam waktu tidak lebih dari 10 hari. Sesudah tanggal transaksi (2/10).
Jika ternyata utang itu dibayar setelah hari ke-10. Maka diskon tidak berlaku lagi. Alias hangus. Atau tidak mendapatkan pecahan harga.
Mengapa pemasok memdiberi diskon? tidak menambah bunga? apa tidak rugi?
Pemdiberian diskon tentu sudah masuk kedalam hitung hitungan pemasok. Tidak akan rugi. Alasan memdiberi diskon memang macam macam. Tergantung kebijakan pemasok itu sendiri.
Namun alasan yang paling masuk logika ialah pemasok ingin pembeli yang loyal. Yang membeli materi bakunya kepada mereka tiruana. Secara terus menerus. Semua ini alasannya ialah ada persaingan.
Satu perusahaan niscaya mempunyai banyak pemasok. Antar pemasok ini akan bersaing. Agar barangnya terbeli.
Pemasok sadar, pembeli akan mengambil harga yang paling murah. Maka mereka berlomba menurunkan harga. Juga megampangkan cara pembayarannya. Yaitu dengan mempersembahkan kredit. Bahkan mempersembahkan diskon harga juga. Tanpa bunga. Agar perusahaan itu tertarik membeli dagangannya. Tentu saja disertai dengan ketentuan berlaku. Agar mereka tidak rugi.
Jika perusahaan membeli materi baku secara kredit. Dan mendapatkan fakur dari pemasok. Maka faktur itu dimenambahkann kedalam akun tunjangan dagang. Dicatat sesuai dengan nominal di fakturnya. Sebesar harga belinya. Dikurangi pecahan harga. Jika ada pecahan tunai langsung.
Bagaimana jikalau ada PPN (Pajak Pertambahan Nilai) atas pembelian kredit tersebut? maka tunjangan dagang termasuk PPN
Jika pembelian kredit tersebut barang masih belum tersedia, alias masih dipesan. Utang perjuangan tidak dicatat dikala pemesanan dilakukan. Utang perjuangan dicatat ketika barang sudah benar benar dikuasai oleh pembeli.
Dan akhirnyah utang dagang akan dihapus ketika sudah dibayarkan.
Utang perjuangan perlu menerima perhatian khusus. Karena nilainya material. Dan sangat menghipnotis operasional perusahaan. Dan juga arus kas perusahaan.
Terlebih lagi: ada banyak kasus korelasi dengan supplier menjadi rusak. Bahkan ada yang berakhir di meja hijau.
Terkadang, problem itu muncul bukan alasannya ialah niat buruk perusahaan. Bukan alasannya ialah tidak ingin membayar. Tapi alasannya ialah pencatatannya. Dan juga kontrolnya.
1. Tidak disertai surat perjanjian formal
Utang piutang tidak disertai surat perjanjian? tidak takut ketipu?Hutang perjuangan memang tidak pakai surat perjanjian tertulis. Cukup mengandalkan: rasa saling percaya. Antara penjual dan pembelinya. Biasanya, orang akan dipercaya jikalau sudah kenal. Maksudnya, sudah menjadi langganan tetap.
Bukti utang piutang perjuangan spesialuntuk mengandalkan faktur penjualan saja. Sekali lagi: tidak pakai surat tertulis.
Bagaimana jikalau ada surat tertulis?
Pertanyaan ini penting. Jika ternyata terdapat pernyataan tertulis. Maka tidak disebut dan tidak dicatat sebagai utang usaha. Tetapi menjadi: tunjangan wesel. Atau wesel bayar.
Walaupun wesel bayar dan utang perjuangan ialah sama sama utang lancar. Tetapi keduanya tidak sama. Pencatatan dan perlakuannya tidak sama. Karena sifatnya tidak sama.
2. Terjadi berulang ulang
Kebanyakan, utang perjuangan terjadi terus menerus. Berulang ulang. Pembelian barangnya, juga krediturnya. Atau supplier yang dipinjamaninya. Semuanya sama dan berulang.Mungkin, inilah alasan mengapa surat perjanjian utang piutang resmi tidak dibutuhkan. Pembelian kredit spesialuntuk bermodalkan faktur/nota penjualan saja sudah dirasa cukup.
melaluiataubersamaini transaksi yang berulang ulang. Kedua belah pihak akan sering ketemu. Akan sering kontak. Lalu kenal lebih dekat. Satu sama lain. Juga sama sama tahu kemampuan masing masing. Kalau sudah begitu: kesannya saling percaya.
misalnya? Banyak. Hampir ditemukan disetiap usaha. Dibanyak tempat.
Misalnya, perusahaan mebel sofa. Yang salah satu materi bakunya ialah kain. Perusahaan mebel ini, umumnya, sudah punya pemasok kain sendiri. Bisa satu pemasok. Atau bisa lebih. Dan sudah langganan.
Setiap ada kebutuhan kain. perusahaan akan menghubungi pemasok langganannya doloe. Jika tidak ada, akan menghubungi pemasok langganan yang lain. Jika masih belum ada. Baru memesan kain ditempat lain. Yang bukan langganannya.
Jika memesan kain dipemasok langganan? Boleh kredit?
"Oh iya gapapa, bulan depan dibayar ya, ibarat biasanya". Mungkin begitu kata pemasoknya. Kemungkinan boleh, alasannya ialah sudah sering beli disana. Dan alasannya ialah tahu kemampuan bayarnya.
Jika memesan kain ditempat lain yang bukan langganan? Boleh kredit?
Tentu anda sudah tahu jawabanannya. Orang masih tidak kenal. Baru pertama beli. Atau jarang beli. Penjual juga tidak tahu kemampuan bayar pelanggan barunya itu. Kemungkinannya: Harus beli tunai. Tidak boleh pinjaman.
Kalaupun boleh pinjaman: harus pakai surat perjanjian resmi. Kalau sudah begitu: bukan utang perjuangan lagi. Tapi utang wesel.
3. Jatuh tempo yang singkat
Karena utang perjuangan ialah salah satu jenis utang lancar. Jatuh temponya, harusnya cepat. Maksimal dihentikan lebih dari satu tahun buku. Begitu aturannya berdasarkan akuntansi.Bagaimana jikalau tidak singkat? Bukan tunjangan lancar lagi namanya. Bukan tunjangan perjuangan lagi namanya. Kelasnya sudah lain. Sudah masuk golongan tunjangan tidak lancar. Atau tunjangan jangka panjang.
Biasanya. Lama "singkat"nya itu dalam rentang waktu 10 hari. Atau 15 hari. Atau 1 Bulan. Atau 3 bulan.
Kenapa harus singkat? tentu saja alasannya ialah kebijakan si pemdiberi kredit. Pembeli: sukur sukur didiberi pinjamanan.
Tapi juga alasannya ialah ini: barangnya akan segera digunakan lagi. Atau diproses lagi. Atau segera dijual lagi. Yang kesannya mendapatkan uang lagi.
Artinya: uangnya muter lagi dalam waktu yang singkat.
Maka dari itu: pemasok juga mempersembahkan tempo yang singkat juga. Selain juga: alasan kepentingan arus kas pemasok itu sendiri.
4. Ada pecahan harga
Tunggu doloe. Potongan harga?
Membeli secara kredit. Alias ngutang. Kok malah dikasih diskon? Bukannya malah dikasih bunga?
Dan tidak jarang: diskonnya tunai. Langsung dipotong harganya.
Tapi lebihh banyak lagi pecahan yang bersyarat. Ada dan ketentuan berlakunya. Terutama masa kadaluarsa diskonnya.
Diskon utang perjuangan ini ternyata ada umurnya. Misalnya dalam faktur pembelian ada goresan pena ini: 2/10, n/30.
Artinya: jatuh tempo pembayaran pembelian kredit tersebut selama 30 hari (n/30). Dan penjual mempersembahkan diskon sebesar 2 persen dari harga jual. Tapi diskon itu didiberikan apabila pembeli membayar dalam waktu tidak lebih dari 10 hari. Sesudah tanggal transaksi (2/10).
Jika ternyata utang itu dibayar setelah hari ke-10. Maka diskon tidak berlaku lagi. Alias hangus. Atau tidak mendapatkan pecahan harga.
Mengapa pemasok memdiberi diskon? tidak menambah bunga? apa tidak rugi?
Pemdiberian diskon tentu sudah masuk kedalam hitung hitungan pemasok. Tidak akan rugi. Alasan memdiberi diskon memang macam macam. Tergantung kebijakan pemasok itu sendiri.
Namun alasan yang paling masuk logika ialah pemasok ingin pembeli yang loyal. Yang membeli materi bakunya kepada mereka tiruana. Secara terus menerus. Semua ini alasannya ialah ada persaingan.
Satu perusahaan niscaya mempunyai banyak pemasok. Antar pemasok ini akan bersaing. Agar barangnya terbeli.
Pemasok sadar, pembeli akan mengambil harga yang paling murah. Maka mereka berlomba menurunkan harga. Juga megampangkan cara pembayarannya. Yaitu dengan mempersembahkan kredit. Bahkan mempersembahkan diskon harga juga. Tanpa bunga. Agar perusahaan itu tertarik membeli dagangannya. Tentu saja disertai dengan ketentuan berlaku. Agar mereka tidak rugi.
Perlakuan Akuntansi Hutang Usaha
Perlakuan tunjangan dagang sama dengan tunjangan jenis yang lain. Bersaldo disisi kredit.Jika perusahaan membeli materi baku secara kredit. Dan mendapatkan fakur dari pemasok. Maka faktur itu dimenambahkann kedalam akun tunjangan dagang. Dicatat sesuai dengan nominal di fakturnya. Sebesar harga belinya. Dikurangi pecahan harga. Jika ada pecahan tunai langsung.
Bagaimana jikalau ada PPN (Pajak Pertambahan Nilai) atas pembelian kredit tersebut? maka tunjangan dagang termasuk PPN
Jika pembelian kredit tersebut barang masih belum tersedia, alias masih dipesan. Utang perjuangan tidak dicatat dikala pemesanan dilakukan. Utang perjuangan dicatat ketika barang sudah benar benar dikuasai oleh pembeli.
Dan akhirnyah utang dagang akan dihapus ketika sudah dibayarkan.
misal Soal Hutang Dagang
Tanggal 12 Juli 2019. CV Inti Makmur membeli 5 lemari jati senilai @ 3.000.000 secara kredit kepada CV IDA. Untuk persediaan barang dagangnya. Term pembayarannya: 2/10, n/30.
8 hari kemudian. CV Inti Makmur melunasi tunjangan dagang lemari tersebut.
Maka pencatatan jurnalnya akan ibarat ini:
Catatan:
Pembayaran tunjangan dagang tidak selalu dengan uang tunai (kas) tapi bisa juga dengan wesel bayar.
Hah? wesel bayar?
Iya. Wesel bayar ialah komitmen tertulis untuk membayar tunjangan yang dimiliki.
Janji? Iya.
Hutang dibayar dengan komitmen tertulis (wesel). Artinya: tunjangan dibayar dengan pinjaman. Bisa juga diartikan: tunjangan utang perjuangan dikonversikan menjadi tunjangan wesel.
Hal ini bisa saja terjadi. Dan bahkan sudah sangat sering terjadi.
Perusahaan menerbitkan wesel alasannya ialah tidak mempunyai cukup uang. Untuk membayar tunjangan usaspesialuntuk. Kali ini pinjamannya harus tertulis. Resmi.
Bukan berdasarkan faktur lagi. Bukan asas: rasa saling percaya lagi.
Misalnya, dicontoh soal yang tadi. Hingga final jatuh tempo, CV Inti Makmur ternyata tidak mempunyai uang. Dan mengeluarkan wesel bayar untuk menutupi utang dagangnya.
Pencatatan jurnalnya begini:
melaluiataubersamaini beralihnya tunjangan dagang ke tunjangan wesel (wesel bayar) ini. Maka sudah niscaya CV Inti Makmur tidak akan mendapatkan pecahan harga. Bahkan bisa dikenakan bunga oleh CV Ida.
Sekaligus megampangkan pengecekan: jatuh tempo, diskon dan juga masa aktif diskonnya. Namun kini sudah banyak software akuntansi untuk mengaturnya, Yang sangat simpel dan efektif.
contohnya ibarat ini:

Pembayaran tunjangan dagang tidak selalu dengan uang tunai (kas) tapi bisa juga dengan wesel bayar.
Hah? wesel bayar?
Iya. Wesel bayar ialah komitmen tertulis untuk membayar tunjangan yang dimiliki.
Janji? Iya.
Hutang dibayar dengan komitmen tertulis (wesel). Artinya: tunjangan dibayar dengan pinjaman. Bisa juga diartikan: tunjangan utang perjuangan dikonversikan menjadi tunjangan wesel.
Hal ini bisa saja terjadi. Dan bahkan sudah sangat sering terjadi.
Perusahaan menerbitkan wesel alasannya ialah tidak mempunyai cukup uang. Untuk membayar tunjangan usaspesialuntuk. Kali ini pinjamannya harus tertulis. Resmi.
Bukan berdasarkan faktur lagi. Bukan asas: rasa saling percaya lagi.
Misalnya, dicontoh soal yang tadi. Hingga final jatuh tempo, CV Inti Makmur ternyata tidak mempunyai uang. Dan mengeluarkan wesel bayar untuk menutupi utang dagangnya.
Pencatatan jurnalnya begini:
melaluiataubersamaini beralihnya tunjangan dagang ke tunjangan wesel (wesel bayar) ini. Maka sudah niscaya CV Inti Makmur tidak akan mendapatkan pecahan harga. Bahkan bisa dikenakan bunga oleh CV Ida.
Perlu Buku Besar
Pencatatan tunjangan perjuangan memerlukan buku besar. Buku besar ini untuk mempergampang pencatatan. Setiap pemasok punya bukunya masing masing. Dicatat secara terpisah diantara pemasok. Agar utang perjuangan antar pemasok tidak tergabung. Karena jumlah pemasok yang banyak.Sekaligus megampangkan pengecekan: jatuh tempo, diskon dan juga masa aktif diskonnya. Namun kini sudah banyak software akuntansi untuk mengaturnya, Yang sangat simpel dan efektif.
contohnya ibarat ini:

Terlebih lagi: ada banyak kasus korelasi dengan supplier menjadi rusak. Bahkan ada yang berakhir di meja hijau.
Terkadang, problem itu muncul bukan alasannya ialah niat buruk perusahaan. Bukan alasannya ialah tidak ingin membayar. Tapi alasannya ialah pencatatannya. Dan juga kontrolnya.
0 Komentar untuk "Pengertian Hutang Usaha: Ciri Ciri, Pola Dan Perlakuan Akuntansinya"