Hutang Jangka Panjang, Laba Dan Risikonya

loading...
Hutang jangka panjang yakni pemberian yang mempunyai tempo pembayaran lebih dari 5 tahun. Umumnya utang jangka panjang mempunyai rentang waktu pembayaran 5 - 30 tahun.

Modal (capital) bagi sebuah unit perjuangan sangat dibutuhkan. Modal dibutuhkan untuk operasional perusahaan, pengembangan perjuangan dan bahkan untuk mengpertamai perjuangan (start-up).

Bagaimana modal bisa diperoleh ?

Salah satu sumber modal yakni utang jangka panjang.

Hutang jangka panjang yakni pemberian yang mempunyai tempo pembayaran lebih dari  Hutang Jangka Panjang, Keuntungan dan Risikonya

sumber gambar : moneysave

Hutang Jangka Panjang

Memiliki pemberian dalam berbisnis yakni keniscayaan.

Hutang bisa muncul alasannya yakni adanya kebutuhan.

Kebutuhan untuk operasi perusahaan, kebutuhan untuk memulai usaha, kebutuhan untuk pengembangan usaha, kebutuhan untuk membayar pinjaman.

Dan kebutuhan perusahaan yang lain.

Perusahaan yang mempunyai visi jauh kedepan.

Memikirkan bahwa perusahaan akan terus beroperasi sampai selamanya.

Sudah selayaknya untuk mempertimbangkan opsi memenuhi kebutuhan pendanaan dengan pemberian jangka panjang.
"Hutang jangka panjang yakni pemberian yang mempunyai tengggang waktu pembayaran lebih dari satu tahun buku atau operasional perusahaan. [Kieso]"
Berbeda dengan pemberian jangka pendek yang mempunyai jatuh tempo atau segera dibayaran selama kurang dari satu tahun buku.

Sumber utang jangka panjang biasanya diperoleh dari bank, investor ataupun perusahaan lain.

Hutang jangka panjang umumnya dipakai untuk keperluan investasi perusahaan.

Investasi yang keuntungannya juga akan dirasakan bukan spesialuntuk satu dua periode saja, namun sampai jangka waktu yang relatif lama.

Bisa 10 -50 tahun atau lebih.

Sifatnya lebih permguan.

misal investasi ibarat membeli tanah, pembangunan pabrik baru, membangun gedung baru, membeli perusahaan supplier, akuisisi perusahaan pesaing.

Dan lain sebagainya.

misal Utang Jangka Panjang

misal utang jangka panjang yakni hipotik dan obligasi.

#1. Hipotik

Hutang atau pemberian hipotek yakni pemberian yang memakai aktiva tetap sebagai jaminan.

 Aktiva tetap yang bisa dijaminkan misalnya gedung atau bangunan, rumah, mesin, tanah dan atau aset tidak bergerak lainnya yang dimiliki oleh perusahaan.

Kreditur atau pemdiberi pemberian sanggup menyita, mengambil dan menjual barang yang sudah dijaminkan tersebut apabila perusahaan tidak bisa melunasinya.

Hutang pemberian hipotik ini misalnya yakni pemberian kepada bank.

Untuk memperoleh pemberian hipotik ini, bank mempunyai beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Besar kecilnya pemberian akan menyesuaikan dengan jaminan aset yang tersedia dan juga kemampuan membayar.

Kemampuan membayar ini bisa dilihat dari kelancaran arus kas, keuntungan tahunan yang diperoleh perusahaan dan indikator lainnya yang menjadi pertimbangan pihak bank untuk menyetujui pinjaman.

Jangka waktu pembayaran menurut kesepakatan antara peminjam dan bank yang sudah disahkan. Umumnya 5-10 tahun.

Untuk pembahasan tentang hipotik lebih dalam, anda bisa membacanya artikel: Mengenal HIPOTIK, sebuah utang jangka panjang.

#2. Obligasi

Obligasi yakni utang yang diperoleh dengan cara menerbitkan surat berharga obligasi.

Pembeli obligasi dikenal dengan pemegang obligasi yang artinya juga yakni sebagai pemdiberi pemberian (kreditur)

Surat berharga obligasi meliputi tentang nominal obligasi, bunga obligasi pertahun, tanggal pelunasan dan hal lain sesuai dengan jenis obligasi yang disahkan oleh penerbit (perusahaan) dengan pembeli (pemdiberi pinjaman).

Silahkan anda baca obligasi lebih lanjut di: Apa itu Obligasi ?

Keuntungan Utang Jangka Panjang

Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan pembiayaan utang jangka panjang bagi perusahaan.

#1. Pengurang Pajak

Bunga pemberian dari pemberian jangka panjang yakni biaya yang harus dibebankan kepada perusahaan tiap tahunnya.

Secara pencatatan akuntansi, bertambahnya beban bunga akan mengurangi keuntungan perusahaan yang kemudian memperkecil pajak yang akan dibayarkan.

#2. Biaya Modal Rendah

Biaya modal dari utang jangka panjang ibarat obligasi dan hipotik cenderung lebih rendah dibandingkan biaya modal dari pendanaan lain ibarat penerbitan saham baru.

Maksud biaya modal yakni biaya yang dikelaurkan untuk mendapat modal (dalam hal ini utang)

#3. Biaya Bunga Terbatas

Biaya bunga terbatas maksudnya yakni besar kecil tingkat bunga utang sudah ditentukan.

Berapapun keuntungan membersihkan yang berhasil dibukukan oleh perusahaan, jumlah bunga yang dibayarkan tetap.

Hal ini akan tidak sama bila perusahaan mendapat dana bukan selain dari utang ibarat penambahan saham baru.

Jumlah dividen yang dibayarkan tergantung dari keuntungan membersihkan yang dihasilkan.

#4. Tidak Mengubah Pengendalian

Pemdiberi pemberian atau kreditur dengan sketsa yang lain tidak mempunyai hak bunyi perusahaan. 

Kreditur tidak bisa mengintervensi kebijakan administrasi perusahaan secara langsung.

Kreditur tidak akan pernah bisa mempengaruhi kebijakan kebijakan yang akan dan sedang dijalankan oleh manajemen.

Hal ini tentu akan tidak sama bila perusahaan menerbitkan saham gres dalam pendanaannya.

Penerbitan saham gres akan membuat kepemilikan dan pengendaian perusahaan akan berubah.

#5. Lebih Fleksibel

Struktur keuangan dan struktur modal perusahaan tidak kaku dan bisa diubah kapan saja sesuai dengan keinginan.

Maksudnya...

Ketika perusahaan bisa eksklusif melunasi utangnya sekaligus tanpa harus menunggu jatuh tempo yang masih lama.

Memang hal ini akan mengakibatkan biaya dan denda.

Tetapi paling tidak struktur modal bisa dengan simpel dan cepat bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan risiko.

Namun bila dalam perjanjian utang dengan kreditur mempersembahkan opsi sketsa penebusan, maka pelunasan utang sebelum jatuh tempo akan jauh lebih gampang.

#6. Kepastian Perencanaan Keuangan

Utang mempunyai waktu pembayaran pokok dan bunga yang sudah ditentukan.

Waktu dan nominalnya sudah pasti dan jelas.

Kepastian waktu dan nominal yang akan dibayarkan ini megampangkan manajemen keuangan dalam merencanakan keuangan perusahaan secara pasti.

Risiko Hutang Jangka Panjang

Sisi lain dari keuntungan yang akan diperoleh yakni adanya resiko yang akan mengiringi kebijakan pemberian jangka panjang. Seperti ini:
  • Nilai saham perusahaan bisa terkoreksi apabila respon pasar terhadap kebijakan pemberian jangka panjang tidak terlalu baik.
  • Menjadi beban tetap setiap tahun yang harus ditanggung oleh perusahaan.
  • Adanya resiko gagal bayar yang bisa membuat perusahaan bisa dipailitkan.
  • Semakin besar dan semakin usang jangka waktu pemberian membuat resiko juga semakin tinggi.
  • Penggunaan dana hasil pemberian yang tidak efektif bisa mengganggu performa perusahaan. Terlebih hubungannya dengah arus kas perusahaan.

Mengambil Hutang Jangka Panjang atau Tidak?

Mencapai tujuan jangka panjang dengan masukana utang jangka panjang yakni sebuah opsi.

Keinginan untuk berkembang dan maju memenangi persaingan mendorong manajer keuangan mengambil langkah ini.

Nominal yang besar dan pengembalian dalam tempo yang cukup usang yakni sebuah peluang.

Mengukur sebesar apa nominal jumlah utang yang dibutuhkan dan kemungkinan kesanggupan membayar yakni salah satu fungsi pendanaan dari manajer keuangan.

50 Miliar mungkin jumlah yang tidak begitu besar bagi perusahaan sekelas Ciputra Group.

Namun sangat besar diluar jangkauan bagi UD Mekar Jaya, perjuangan furniture milik Pak Haji Slamet.

Rasio pemberian harus dicermati.

Besar kecilnya jumlah utang jangka panjang yang ideal diputuskan dengan melihat struktur modal perusahaan.

Manajemen keuangan semestinya sudah paham, berapa jumlah ekuitas yang ada, berapa jumlah aset yang dimiliki dan termasuk berapa jumlah keuntungan yang dihasilkan atau akan dihasilkan.

Maka muncullah istilah Rasio Solvabilitas.
" Rasio solvabilitas ialah rasio yang menggambarkan kesanggupan perusahaan untuk membayar kewajiban atau pemberian jangka panjang bila perusahaan dilikuidasi. [Syafri (2008:303)] "
Manajer keuangan sudah selayaknya mengetahui dengan detail rasio yang ada.

Beda perusahaan, beda pula rasionya, beda industri, beda pula rasionya.

Ketidak-akuratan rasio yang dihitung, penerapan dana dari pemberian yang tidak tepat, dan tidak tercapainya sasaran yang dibutuhkan dengan penerapan dana dari pemberian jangka panjang yakni mimpi buruk.

Telat dan ketidak-sanggupan membayar cicilan ialah gejala.

Semangat kreditur dalam menuntut pailit perusahaan yakni niscaya.

Namun bila terjadi sebaliknya, tujuan perusahaan dengan simpel bisa dicapai.

0 Komentar untuk "Hutang Jangka Panjang, Laba Dan Risikonya"

Back To Top